Izinkan aku menulis tentang dirimu.
Izinkan aku menggambarkan sosok dirimu lewat goresan ujung penaku.
Izinkan aku mengenang dirimu pada secarik kertas bergaris rapi ini.
Karena inilah caraku mencintaimu.
Aku akan menulis di ujung senja, sampai bertemu senja lagi.
Karena menuliskan tentang dirimu begitu panjang dan rumit.
Aneh memang, tapi itu kenyataannya.
Karena memikirkanmu saja, terasa tak ada ujungnya.
Sebenarnya, aku menuliskan ini dengan pikiran, siapa tau kau akan membacanya, dan berpikir ini untukmu.
Tapi mungkinkah?
Sedangkan aku akan menyimpan tulisan ini disini dengan rapi.
Tanpa kau bisa membacanya.
Lagi pula, jangankan berpikir ini untuk mu.
Kau mengenalku saja tidak kan?
Duhai engkau lelaki yang telah mengisi hati dan pikiranku.
Lelaki yang punya mata lebar dengan sorot mata yang meneduhkan.
Lelaki pendiam, yang selalu menjaga pandangannya pada wanita.
Lelaki dengan senyum polos, dan tampil dengan kesederhanaan.
Disini aku mengagumi mu.
Aku tau aku salah.
Aku tau aku berdosa.
Disini aku menyebutmu dalam doa ku.
Menyebut namamu ratusan kali, yang mungkin Tuhan sudah bosan mendengar namamu dalam doaku.
Tapi aku takkan menyerah, sampai Tuhan mempertemukan kita dengan sengaja.
Mempertemukan kita dengan cara yang indah.
Karena aku selalu meminta, jika engkau bukan yang terbaik, aku mohon buang jauh jauh rasa ini dan pikiran ini.
Salam manis dari ku untuk mu.
Semoga kau mau memaafkan semua kebodohanku ini.